TUGAS HUBUNGAN INDUSTRIALISASI DENGAN KEMISKINAN
Dosen = dennis
ramadian
Mapel = perekonomian indonesia
Telah dibuat
oleh:
Npm =
29214485
Nama = riska
agustin
Kelas =
1eb22
1. PENGERTIAN INDUSTRIALISASI
Kata industrialisasi berasal dari
kata dasar industri yang memiliki arti secara umum adalah kelompok bisnis tertentu
yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba. Misalnya
"industri musik",
"industri mobil",
atau "industri ternak".
Menurut Dumairy, istilah industri
mempunyai dua arti. Pertama, industri adalah himpunan perusahaan-perusahaan
sejenis. Dalam konteks ini disebut industri kosmetik misalnya, berarti himpunan
perusahaan penghasil produk kosmetik. Industri tekstil adalah himpunan
pengusaha yang membuat tekstil. Kedua, industri menunjuk sektor ekonomi
yang di dalamnya terdapat kegiatan produktif mengolah bahan mentah menjadi
barang jadi atau setengah jadi. Kegiatan pengolahan itu sendiri dapat bersifat
masinal, elektrikal atau bahkan manual.
Industrialisasi adalah suatu proses
menciptakan interaksi para pihak yang memiliki kepentingan ekonomis yang sama
terhadap suatu siklus rantai nilai. Proses ini dapat terjadi secara alamiah
maupun disengaja. Secara alamiah, pemicu proses industrialisasi adalah pasar.
Proses industrialisasi, dengan
meminjam istilah dari Dawam Rahardjo-adalah suatu keniscayaan (Dawam Rahardjo,
1995), karena proses ini dianggap sebagai sebuah kunci ke arah kemakmuran yang
didambakan oleh setiap bangsa. Kendatipun bukan satu-satunya, industrialisasi
dapat dianggap sebagai salah satu jalan yang penting dalam mencapai kemakmuran.
Tujuan industrialisasi antara lain:
memperluas lapangan kerja, menambah devisa negara, memanfaatkan potensi sumber
daya alam maupun sumberdaya manusia dan terutama menggerakkan roda perekonomian
suatu bangsa menjadi lebih cepat.
2.
PENGERTIAN KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana
terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan adalah ketidakmampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak. Kemiskinan
merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan
minimum, baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut garis kemiskinan
(poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold).
Garis kemiskinan adalah sejumlah
rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan
makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non-makanan
yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi,
serta aneka barang dan jasa lainnya.
Kemiskinan pada umumnya
didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk uang ditambah dengan
keuntungan-keuntunan non-material yang diterima oleh seseorang. Secara luas
kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan
kesehatan yang buruk, kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan
yang layak sebagai warga negara.
Kemiskinan dipahami dalam
berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·
Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai
situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·
Gambaran
tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan
dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena
hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada
bidang ekonomi.
·
Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaanyang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik
dan ekonomi di seluruh dunia.
HUBUNGAN INDUSTRIALISASI DENGAN KEMISKINAN
Di Indonesia, Tulus Tambunan (2001, h-108)
mencatat adanya proses industrialisasi dimulai dari tahun 1969 dan berhasil
mengangkat tingkat pendapatan per kapita di atas US$ 1.000 per tahun dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi 7% pada saat penduduk 200 jutaan. Namun saat
tulisan ini dibuat, keadaan menurun jauh, hingga diperkirakan income perkapita
hanya 650 US$ dengan pertumbuhan ekonomi di bawah 4% dan jumlah penduduk hampir
210 juta. Yudo Swasono mencatat bahwa setelah krisis ekonomi yang terjadi pada
periode 1982-1986, pada waktu itu pertumbuhan hanya 5%.
Selanjutnya dengan proses
industrialisasi pertumbuhan meningkat dan berhasil recovery (pulih
kembali), hingga tumbuh tahun 1989 ialah 7,5%, tahun 1991 mencapai 6,6% dan pada
akhir Repelita X, atau akhir Pembangunan Jangka Panjang II akan tumbuh dengan
rata-rata 8,7%. (Muhammad Thoyib, 1995, h-4). Namun perkiraan ini meleset jauh,
sebab mulai 1997 terjadi krisis moneter yang berlanjut hingga riset ini
ditulis, ternyata kondisi itu masih belum pulih.
Industrialisasi yang berkembang di
era sekarang ini menyedot begitu banyak tenaga kerja. Hal ini telah merubah
alur pendistribusian tenaga kerja dari sektor non industri menuju sektor
industri. Hal ini juga berdampak pada pendapatan yang diperoleh oleh tenaga
kerja tersebut. Dengan kata lain secara tidak langsung industrialisasi telah
mempengaruhi tingkat kemiskinan.
Namun ternyata perekonomian
Indonesia masih sangat tegantung pada sumber daya alam (pertanian, hasil hutan,
perkebunan, pariwisata, pertambangan, dan sebagainya). Di pihak lain, tingkat
pendapatan masyarakat umumnya masih rendah. Oleh karena itu, tingkat
kesejahteraan (dan usaha penanggulangan kemiskinan) Indonesia menjadi sangat
dipengaruhi oleh perubahan kualitas lingkungan.
Di samping itu, kita perlu pula
memperhatikan kepekaan perubahan kualitas lingkungan terhadap masyarakat dengan
tingkat kehidupan tertentu dalam satu komunitas tertentu. Umumnya karena daya
beli yang lebih kuat (karena itu mempunyai pilihan yang lebih luas) dan
informasi yang lebih lengkap, maka mereka yang berpendapatan tinggi lebih tidak
peka terhadap kualitas lingkungan yang menurun. Pada kasus di mana kualitas
lingkungan udara telah tercemar, mereka yang berpendapatan tinggi lebih mudah
untuk pindah ke lokasi lain dengan kualitas udara lebih baik, sedangkan mereka
yang berpendapatan rendah akan terjebak dalam lingkungan tercemar tersebut.
Bila ditinjau lebih mendalam,
terlihat ada hubungan yang saling mempengaruhi antara industrialisasi,
kemiskinan dan sumber daya alam. Industrialisasi mempengaruhi kemiskinan
melalui tingkat pendapatan yang diberikan sektor industri. Kemiskinan
mempengaruhi tinggkat penggunaan sumberdaya alam dan proses konservasi sumber
daya alam serta lingkungan hidup. Sumber daya alam merupakan sebagai bahan baku
dalam Industrialisasi . Hubungan ini terlihat pada diagram berikut.